Friday, September 5, 2014

NARASI

6:45 PM Posted by Dani Blogger No comments
Pengertian Narasi

    Narasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan yang rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan akhir.

     2.    Ciri – Ciri Narasi
Menurut Gorys Keraf (2000:136)
·                  Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.
·                  Dirangkai dalam urutan waktu.
·                  Berusaha menjawab pertanyaan "apa yang terjadi?"
·                  Ada konfiks.
Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada konfiks. Selain alur cerita, konfiks dan susunan kronologis, ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi (2003: 31) sebagai berikut:
·      Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.
·      Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar- benar                     terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
·      Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
·      Memiliki nilai estetika.
·      Menekankan susunan secara kronologis.
Ciri yang dikemukakan Keraf memiliki persamaan dengan Atar Semi, bahwa narasi memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari waktu ke waktu dan memiliki konfiks. Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku.

3.   Jenis – Jenis Narasi
a.    Narasi informatif
Narasi informatif adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
Contoh :
Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan, karena keberaniannya menentang penjajah. Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogyakarta dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949. Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan berjuang.

b.    Narasi Ekspositorik
Narasi ekspositorik adalah narasi yang mengisahkan serangkaian peristiwa yang benar-banar nyata dan terjadi (fakta). Dalam narasi ekspositoris, logika merupakan hal yang penting. Sasaran utamanya adalah rasio. Isinya menyampaikan informasi untuk memperluas pengetahuan pembaca. Disebut juga narasi nonfiksi..

Contoh :
Waktu itu aku kira-kira berumur 7 tahun saat masih duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar. Sebuah lembaga pendidikan tempatku menimba ilmu selama 6 tahun. Pagi itu terlihat biasa saja dengan rutinitasku setiap pagi sebagai seorang siswa. Aku bangun jam 5 pagi. Hari itu hari Jum’at, hari dimana sekolahku secara rutin mengadakan kegiatan jalan sehat., hal yang kurang kuminati. Hanya saja aku tak dapat menghindar.  Setelah aku selesai mempersiapkan diriaku segera pergi ke sekolah. Tetapi pagi itu matahari seolah-olah enggan untuk meampakkan dirinya. Aku sempat berharap hari itu tidak ada jalan sehat. Akan tetapi itu hanya sebatas harapan. Sesampainya di sekolah aku segera mengganti seragamku dengan baju olahraga dan segera bergabung ke dalam barisan. Start. Setelah berapa ratus meter, tiba-tiba…. Gubrak…. aku terpeleset. Untung waktu itu rombongan sudah jauh meninggalkanku. Dan sialnya, sepatuku juga terjatuh ke sebuah parit. Aku panik, bingung. Kemudian aku memutuskan untuk kembali ke rumah dengan menenteng sepatu yang kotornya bukan main itu.

c.    Narasi Artistik
Narasi artistik adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.

Contoh :
Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa. Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga? Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.

d.    Narasi Sugestif
Narasi sugestif adalah  yaitu narasi yang mengisahkan suatu hasil rekaan, khayalan, atau imajinasi pengarang. Bersifat fiktif. Narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal atau imajinasi karena sasaran yang ingin dicapai adalah kesan terhadap peristiwa  itu. Disebut juga narasi fiksi..

Contoh :
Saat ini Ali sedang duduk menatap soal matematika yang ada di depannya. Ia terpaku karena tak bisa mengerjakan soal-soal itu. Dalam hati ia menyesal, karena semalam ia menghabiskan waktu dengan bermain game. Tak satu pun soal yang dapat terpecahkan, meskipun seluruh kekuatan otaknya sudah dikerahkan. Terlintas dalam pikirannya untuk bertanya pada teman yang duduk di sampingnya. Namun, ketakutan merayapi perasaannya, mengingat mata pengawas selalu berkeliaran di seluruh penjuru ruang kelas.

Teknik Penulisan

  1. CARA MENULIS NARASI DARI PENGALAMAN (NON FIKSI / NYATA)
Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum menulis karangan/paragraf narasi nonfiksi agar semakin mudah adalah sebagai berikut:


1. Menentukan tema.

2. Mencari sumber (bisa berupa buku, acara televisi, artikel-artikel di internet, dll).
3. Membuat dan mengembangkan kerangka tulisan.
4. Menggunakan alur yang tepat dalam mengembangkan tulisan.
5. Membahas tentang:

  • Latar belakang pendidikan.
Biasanya terbatas pada latar belakang pendidikan tinggi yang disusun secara kronologis. Jadi tidak perlu mencantumkan pendidikan sejak SD, SMP sampai lulus perguruan tinggi, cukup tampilkan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan topik karya tulis yang sedang dibuat
  • Topik riset yang diminati.
Ini sangat penting dan hampir selalu dicantumkan, biasanya orang akan tertarik untuk mengajak pemilik biografi singkat untuk berkolaborasi jika mereka memiliki kesamaan dalam topik riset yang diminati, atau menggeluti topik riset yang terkait dengan topik yang diminatinya
  • Pengalaman.
Pengalaman yang dimaksud di sini adalah pengalaman yang terkait dengan topik karya tulis yang dibuat, baik pengalaman di dunia akademisi maupun industri. Sebaiknya pengalaman tersebut ditulis dengan singkat, padat dan jelas, boleh disusun secara kronologis atau disusun sesuai dengan tingkat relevansinya dengan topik karya tulis.
6. Menuliskan bukti-bukti tersebut.
7. Menuliskan fakta2 yang ada.
8. Dapat menginspirasi orang lain



     2.      CARA MENULIS NARASI DARI HASIL IMAJINASI (FIKSI / KHAYALAN)

  • pada paragraf pembuka dengan menyuguhkan konflik. Ini adalah cara membuat pembukaan novel yang ampuh dan menarik.
  • Kembangkan karakter tokoh novel Anda. Bantu pembaca untuk memvisualkan karakter dengan mendesripsikan penampilan, tingkah laku dan pemikiran tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita. Ketika dia berbicara, ungkap karakternya.
  •  Pilih sudut pandang  penulisan cerita dalam novel Anda. Anda bisa berperan menjadi orang pertama (protagonis) dengan kata ganti aku, saya, kami, kita. Atau sudut pandang orang ketiga. Anda menjadi pengamat seperti menonton film. Kata ganti yang digunakan adalah ia, dia, mereka, -nya.
  • Buat dialog yang penuh arti. Tulis dialog yang penting-penting saja, yang ada tujuannya, yang langsung pada masalah, yang langsung menjelaskan, jangan berputar-putar, jangan bertele-tela, jangan hambar.
  • Tetapkan setting cerita dalam novel Anda. Ia mencakup waktu dan tempat. Setting waktu terdiri dari hari, tanggal, siang, malam, minggu, bulan, pagi, sore, tahun, dekade dan ain-lain.
  • Mengatur plot dalam novel Anda. Apakah Anda tahu plot?Baiklah saya jelaskan. Menurut Cellia Warren, plot adalah peristiwa yang berurutan yang disertai sebab akibatnya.
  • Mengarahkan klimaks pada novel Anda. Klimaks adalah puncak atau titik balik cerita. Ia adalah bagian yang paling dramatis dari cerita. Klimaks, terjadi ketika protagonis memahami apa yang sebaiknya dilakukan atau menyadari tindakan terbaik apa yang seharusnya diambil. Ketegangan yang mengganggu protagonis mengharuskan protagonis mengambil tindakan terbaik yang berujung pada konflik akhir atau klimaks.
  • Menulis ending novel Anda. Ending adalah penyelesaian atas masalah. Anda bisa menulis ending yang terbuka atau ending yang tertutup. Ending tertutup adalah akhir cerita yang menunjuk pada penyelesaian masalah yang sudah tuntas. Sedangkan ending terbuka adalah ending yang konfliknya belum sepenuhnya selesai dan membuka peluang untuk berbagai penafsiran dari pembaca. Pada contoh diatas yang digunakan adalah ending tertutup. Masalah yang dihadapi si aktor utama sudah tuntas.



HAL - HAL Yang Perlu Diperhatikan


  1. Tentukan judul yang sesuai dengan tema yang kamu pilih.
  2. Sesuaikan cerita dengan tema yang kamu pilih, jangan sampai menyimpang.
  3. Membuat kerangka karangan yang jelas, gagasan yang sesuai tema, berisi pokok pikiran yang logis, serta konsisten terhadap tema dan judul.
  4. Selalu memperhatikan isi dari karangan.
  5. Menguasai tema serta pokok bahasan yang akan kita tulis Patuh pada kerangka karangan yang telah kita buat sebelumnya.
Contoh Karangan Narasi

Sebuah Pengalaman yang Mengesankan

Ketika bangun pada hari Senin pagi, aku sangat terkejut karena melihat jam di kamar telah menunjukkan pukul 06.30 WIB. Aku langsung bangun dan menuju ke kamar mandi. Sampai di kamar mandi tiba-tiba aku terpeleset dan hampir saja mencederaiku.Setelah mandi, aku berpakaian sekolah, sarapan pagi lalu berangkat sekolah dengan menggunakan sepeda motor. Sesampainya di sekolah kulihat tasku untuk mengambil topi. Betapa terkejutnya aku, ternyata topiku tidak ada di dalam tas. Karena hari itu hari senin (ada upacara bendera) aku pulang ke rumah untuk mengambil topi. Selesai mengambil topi aku kembali lagi ke sekolah dengan menaiki sepeda motor. Tiba-tiba di jalan motorku mogok, setelah diperiksa ternyata bensinnya habis. Terpaksa kudorong motor untuk mencari tempat penjualan bensin eceran. Untunglah tempat penjualan bensin itu tidak jauh. Aku membeli satu liter bensin dan langsung tancap gas menuju ke sekolah.
Setibanya di sekolah ternyata murid-murid sudah berkumpul di lapangan. Upacara hampir saja dimulai. Aku pun tergesa-gesa berlari menuju ke lapangan upacara. Ketika upacara dimulai kepala sekolah langsung memberi pengarahan tentang tata tertib sekolah. Tiba-tiba datanglah seorang guru untuk memeriksa kerapian murid-muridnya, dan sialnya rambutku dinilai panjang oleh guru. Dengan leluasa serta tak kuasa kumenolak gunting yang ada digengaman guru mencabik-cabik rambutku.
Dengan rambutku yang tak karuan, aku langsung masuk ke kelas untuk mengikuti pelajaran. Rupaya pelajaran tersebut mempunyai pekerjaan rumah (PR) dan aku lupa mengerjakan tugas tersebut lalu dihukum oleh guru untuk membuat tugas itu sebanyak tiga kali.

Aku langsung mengerjakan tugas itu. Sebelum aku mengerjakannya jam pelajaran pun habis lalu aku disuruh menulis beberapa kali lipat lagi oleh guru. Ketika sedang mengerjakan tugas itu, teman-teman ribut di kelas karena jam pelajarannya kosong. Dengan senangnya teman-teman pun bermain di kelas sehingga aku pun merasa terganggu. Aku menegurnya supaya tidak ribut lagi, ternyata mereka tidak senang dan tidak terima atas teguranku. Temanku tadi langsung merobek tugas yang sedang kubuat. Aku merasa kesal dan tanpa basa-basi lagi aku langsung menghajarnya sehingga terjadilah perkelahian. Kemudian kami dipanggil wali kelas ke kantor untuk menyelesaikan masalah tersebut. Aku ceritakan masalah tersebut dan kami pun disuruh untuk bermaaf-maafan. Setelah itu kami disuruh untuk melupakan masalah tersebut, akhirnya lonceng pun berbunyi menandakan pulang sekolah. Kami pun langsung pulang ke rumah. Setibanya di rumah aku merasa senang karena permasalahan tersebut telah selesai. Aku bercerita tentang kejadian-kejadian yang aku alami di sekolah tadi dengan orang tuaku. Orang tuaku pun menasehati agar selalu mengerjakan tugas tersebut dan mentaati peraturan tata tertib yang ada di sekolah.


0 comments:

Post a Comment